Tukang Ojek Pangkalan menolak gabung Go-Jek

Penyedia pelayanan jasa angkutan sepeda motor Go-Jek sedang jadi perbincangan hangat di sarana sosial. Perbincangan itu terkait kejadian waktu salah satu pengendara Go-Jek mendapat teror dari tukang ojek pangkalan yg tak jadi rekanan Go-Jek.

Pada Awal Mulanya, satu buah posting-an beredar lewat Path & Fb dari costumer bernama Boris Anggoro. Dirinya menceritakan, pengendara Go-Jek pesanannya diusir & diancam oleh tukang ojek yg mangkal di dekat kantornya diwaktu hendak menjemputnya.

Go-Jek serta sudah menciptakan opini resmi terkait insiden tersebut. Dalam opini yg dibuat terhadap Selasa (9/6/2015), Go-Jek mengemukakan, pihaknya hadir bukan buat bersaing dgn pengendara ojek pangkalan, melainkan buat menunjang ojek pangkalan berkembang.

Go-Jek pula menggandeng seluruhnya ojek pangkalan buat bergabung & menikmati keuntungan-keuntungan jadi pengendara Go-Jek. Tetapi, tidak seluruhnya tukang ojek pangkalan tertarik utk bergabung dgn Go-Jek.

Perihal ini seperti dipercaya oleh satu orang tukang ojek yg tak ingin namanya disebutkan ketika dijumpai KompasTekno, Kamis (11/6/2015) dulu di depan pusat perbelanjaan di kawasan Senayan.

Menurut beliau, bergabung dgn Go-Jek justru ribet sebab system aturan yg dipakai, terkecuali adanya potongan anggaran yg mesti disetorkan pada pengelola Go-Jek.

"Ribet, duitnya kan dibagi dua sama yg miliki (Go-Jek). Kami mending mangkal lama-lama di sini, namun akhirnya terang, uang cepat dikantongin," ujarnya.

Go-Jek benar-benar mengaplikasikan bagi hasil utk tiap-tiap transaksi cash bersama layanannya. Pembagian tersebut yakni 80 & 20 %. Banyaknya 20 prosen utk perusahaan, dulu 80 % buat karyawan itu sendiri.

"Belum lagi mikir angsuran HP-nya, ribet ah," tuturnya lagi. Go-Jek dalam operasinya benar-benar memakai penerapan di telpon pintar. Buat bergabung bersama Go-Jek, pengendara di bekali telpon pintar yg disediakan oleh Go-Jek. Pengendara pula membayar ponsel pintar tersebut bersama system angsuran.

Tidak Hanya itu, wujud pembayaran yang lain memakai Go-Jek Kredit. Pelanggan dapat laksanakan top-up bersama pulsa buat transaksi. Dari deposit itu, bidang pendapatan utk pengojek cuma mampu diambil jikalau datang segera ke kantor Go-Jek.

Duit yg tak kelihatan itu (Go-Jek Kredit) pula jadi argumen mengapa tukang ojek pangkalan tetap malas jadi rekanan Go-Jek. "Kalau gini (mangkal) kan enak, habis nganter serta-merta bakal duitnya," kata tukang ojek tadi.

Sementara itu, tukang ojek lain yg dijumpai KompasTekno yg pula tidak jarang mangkal di kawasan Palmerah beralasan bahwa dgn Go-Jek, dia tak mampu negosiasi soal harga jasa pelayanan yg ditawarkan.

"Soalnya (apabila gunakan Go-Jek) ngga dapat nawar. Kan jika gunakan Go-Jek, Go-Jeknya yg udah nentuin tarifnya," jelasnya.

Model transaksi non-tunai tampaknya masihlah jadi kesukaran bagi pengendara ojek pangkalan buat bergabung dgn Go-Jek. Padahal, menurut pernyatan salah satu pengendara Go-Jek, dia merasa lebih untung dgn bergabung ke pengelola pelayanan itu.

Aspek ini seperti dituturkan oleh Muhammad Nizar (47) pada Kompas.com. Nizar mengaku bahwa dgn pekerjaannya di Go-Jek dari hri Senin hingga Pekan, pendapatannya per bln biasanya dapat mencapai angka Rupiah 4 juta. Jam kerjanya serta lebih fleksibel.

Sementara itu, pengendara Go-Jek lain bernama Tinus pula mengaku, bergabung bersama Go-Jek lebih enak. Waktunya tak terbuang cuma buat mangkal. Dirinya pula mampu mengatur ketika utk dengan keluarga.

"Dulu, apabila dipikir-pikir, lebih tidak sedikit mangkalnya daripada nariknya. Seandainya waktu ini, demikian pagi, udah ada yg mesen utk diantar ke kantornya," kata Tinus terhadap

sumber : kompas.com

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi Blog Ini